Wednesday, April 15, 2015

Maret - Kawah Putih & Situ Patenggang

Melarikan diri dari kesibukan dan kejenuhan di ibukota Jakarta, Bogor dan Bandung menjadi dua kota terfavorit untuk dituju. Salah satu alasannya karena lokasinya yg dekat dari Jakarta sehingga bisa menikmati liburan satu hari saja di kota tersebut. Nah, kemarin di satu hari weekend di sela kesibukan bekerja waktu masih menjadi konsultan riset di BCI Asia pernah mengunjungi Bogor untuk wisata kulineran seharian. Kali ini, setelah 6 bulan bekerja dan Alhamdulillah dapat beasiswa s2, saya memutuskan untuk putus kerja sebelum tandatangan kontrak baru dengan perusahaan. Waktu dari Maret-Agustus saya putuskan untuk menikmati dunia, liburan, dan yang utama belajar Bahasa Jepang.

Dan benar saja, waktunya sangat pas sekali dengan rencana kedatangan sahabat saya dari Belanda, Stef, ke Indonesia dan negara Asia lainnya dalam rangka liburan. Jadi, Jumat hari terakhir saya bekerja, dan selasanya 3 Maret, Stef sampai di Indonesia. Kami sudah merencanakan agar ia bisa tinggal di rumah saya selama ia di Indonesia. Di hari Kamis, saya berencana mengajak ia ke Bandung, tepatnya ke kawah putih dengan transportasi umum, namun untungnya kakak-kakak saya berminat ikut kami, begitupula adik saya yang masih sekolah sampai ia bolos sekolah. Ohya ditambah temannya kakak saya, jadilah, kami ber 6 naik mobil menuju lokasi wisata tersebut sejak pukul 7 pagi.

Mobil melaju berkomandokan GPS menuju Ciwideuy. Sampai disana, petunjuk arah sangat jelas menuju lokasi wisata Kawah Putih. Ohya, sebelumnya saat kami berencana naik umum, sangat memungkinkan sekali, walaupun butuh sekitar 2 jam dari kota Bandung menuju Kawah Putih, tapi memang ada angkutan umum atau angkot hingga lokasi wisata tersebut. Ok, dan sekitar pukul 11 kita sampai sana. 



Saat sampai di gate masuk awal, kita bisa memilih untuk memarkir mobil dibawah lalu membeli tiket plus tiket kendaraan umum sampai keatas lokasi kawah, atau menggunakan mobil pribadi hingga atas tapi harus membayar biaya parkir sekitar 200.000 per kendaraan sudah dengan tiket masuk untuk 6 orang. Jika kita ingin parkir di bawah gratis dan naik kendaraan dari lokasi, per orangnya akan dikenai biaya sekitar 30.000 rupiah. Ah ya karena saya bawa turis, harganyapun beda, itu dia salah satu hal yang saya agak risih dengan tempat wisata di Asean yang kebanyakan membedakan turis lokal dan internasional. Namun untuk kawah putih perbedaannya tidak terlalu jauh, karena untuk Stef sepertnya hanya 50.000. Tapi, kita pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan mobil pribadi sampai ke atas, karena harganya toh jatuhnya sama saja.

Perjalanan dari gate awal naik keatas sangat menyejukan mata dan paru-paru. Sebenarnya saat memasuki wilayah ciwideuy jalanan sudah berliku karena naik gunung dan pemandangan juga udaranya sudah sejuk, tapi saat mulai memasuki kawasan kawah putih, khususnya hutan disana sangat cantik.


Saat itu hari Kamis, tapi tetap saja kawasan wisata ini penuh dengan manusia, tp untungnya tidak seberapa, masih dalam hitungan wajar, sehingga kita bisa menikmati kawah putih dengan puas siang itu. Ah ya, sebelum naik ke kawah putih, ada penjajak masker yang bisa kita beli seharga 5000 per masker untuk menutupi bau belerang yang sangat menyengat. Tapi sebenarnya sih sama saja, kalau bisa diulang saya tidak akan jadi beli masker.





Selesai puas di Kawah Putih dan membeli strawberry yang memang kebunnya dimana-mana selama perjalanan, kita memutuskan untuk ke lokasi wisata berikutnya. Lokasi berikutnya memang katanya sudah paket dengan Kawah Putih, yaitu Situ Patenggang, karena lokasinya yang berdekatan. Nah, jalan ke situ patenggang lebih keatas lagi dari kawah putih, dan... sangat cantik! Sebenarnya sama sih seperti di Puncak, kebun teh dimana-mana. Tapi kami tidak bisa tahan hanya melihat dari jalan, jadi kita memarkirkan mobil di pinggir jalan, dan terjun ke kebun teh tersebut. Lagi-lagi, kali pertama bagi Stef berjalan-jalan di kebun teh. Sayangnya gerimis turun, sehingga kita tidak bisa berlama di kebun teh.



Tidak lama, mungkin hanya 20 menitan dari Kawah Putih, kita sampai di gate masuk Situ Patenggang. Dan kali ini, Stef bisa lolos dari harga tiket masuk yang berbeda karena 'ia tidak terlihat' hahaha dan untungnya ia tidak terlihat karena kali ini perbedaan harganya sangat jauh, sekitar 15 ribu untuk lokal dan 80 ribu untuk turis. 

Di Situ Patenggang, ada banyak sekali kios kios jualan makanan oleh oleh dan kerajinan. Atraksi utamanya kita bisa menaiki ntah perahu, ntah kano, ntah bebek gowes memutari situ (danau) menuju lokasi batu cinta, dan singgah di pulau kecil di tengah situ. Karena ber6 dan cuaca masih mendung-mendung, kita memutuskan naik perahu, satu orang dikenakan biaya 20.000 untuk naik perahu PP. Ternyata perahunya di dayung manual sama si aa', jadi harga segitu pantaslah. Dan, benar saja, di tengah perjalanan, hujan besar menerpa perahu kita. Untung saja di perahu ada tutupan platik kanan kiri, jadi kita free dari hujan. Tapi perjalanan di situ dengan perahu tambah hujan dan kabut, awesome!





Sampai di pulau batu cinta, kita menunggu hujan reda di satu kios (mungkin satu-satunya kios) karena pulau tersebut tidak dihuni manusia. Di kios kita duduk, tidur sebentar, makan mi rebus sampai hujan berhenti. Setelah hujan reda, biasanya ada pelangi, tp tidak ada hari itu, yang ada kita disuguhkan pemandangan luar biasa dr atas bukit di pulau tersebut. Waw.




Urusan makan malam, kita memutuskan untuk masuk ke pusat kota Bandung, menghubungi dua sahabat kuliah saya yang sedang kuliah lagi di ITB, Bunga dan Dewi, untuk menemani kami makan malam di tempat pilihan mereka di daerah Braga.


Hmm. Jadi bisa banget kalau belum pernah coba datang ke Kawah Putih dan Situ Patenggang, satu hari weekend, worth sekali dipakai untuk berkunjung kesana ;D