Thursday, June 6, 2013

Dream Big

I have a dream crisis. Saat ini, jika ditanya ingin melakukan apa, saya bingung menjawabnya. Kerja di biro? menjadi dosen? mengikuti komunitas arsitektur? kuliah s2 di luar negeri? saya mau-mau saja melakukan semuanya.

2 jam yang lalu saya menonton sebuah film yang berjudul A Barefoot Dream. Sebuah film korea yang mengangkat kisah mimpi anak-anak di Timor Timur yang ingin menjadi pemain pro sepakbola. Timor Timur negara yang bisa dibilang belum merdeka walaupun sudah memerdekakan diri dari Portugal dan Indonesia, hampir semua orang miskin, negara tidak aman sering terjadi baku tembak dan masih saling bunuh membunuh antar suku.

Image Source : http://25.media.tumblr.com/tumblr_m8cemgCaTz1rrc9z6o1_500.jpg

Sudah lama saya tidak menangis terharu menonton film inspirasi seperti ini. Seorang Korea Selatan yang dengan gigih melatih anak anak Timor Timur yang ia lihat memiliki bakat besar dalam bermain bola. Ia memiliki tim pertama di Timor Timur yang mengenakan seragam dan sepatu saat bermain bola. Dan tim-nya juga merupakan tim pertama di Timor Timur yang berani bercita-cita sebagai tim pro.

“Who says you can’t dream big if you are poor? Who says you can’t play a soccer if you are poor?” KIM Won Kwang, A Barefoot Dream.

Melalui binaannya, tim youth timor leste untuk pertama kalinya bergabung dengan turnamen internasional di Hiroshima, Jepang, yaitu 2005 Hiroshima Revelino Cup, dan untuk pertama kalinya Timor Leste berhasil menang di ajang internasional.

Tidak mudah baginya yang seorang Korea membawa anak-anak menggapai mimpinya, ia harus kesana kemari mencari sponsor untuk anak-anak miskin yang tidak pernah memiliki harapan sebelumnya agar bisa ikut turnamen internasional.

Saya jadi miris melihat kondisi saya sekarang, saya yang baru saja beberapa hari terakhir jatuh karena mendapat penolakan beasiswa dari JASSO dan OU walaupun saya bisa diterima di program exchange yang saya apply. Walaupun saya diterima, apakah saya mampu untuk pergi jika tidak diberi beasiswa sepersenpun? Jawabannya tidak. Saya pun kemarin melakukan apa yang coach KIM lakukan, menghubungi perusahan-perusahaan yang sekiranya bisa membantu saya. Namun sepertinya saya memang kurang beruntung.

Namun, jika saya bandingkan. Saya dan anak-anak tersebut, memiliki perbedaan tipis. Kami memang sama-sama ingin pergi ke Jepang. Tapi saya rasa saya sudah puas jika saya sudah bisa menginjakan kaki saya disana, bukan harus mengikuti program exchange. Walaupun jika saya dapat mengikuti program tsb saya yakin akan melakukan nya dan belajar dengan sepenuh hati, namun jika ditelaah lebih dalam, motif saya memang kurang tulus. Saya cuma sangat ingin sekali pergi ke Jepang, disana melakukan apa terserah saja hanya lebih baik jika saya bisa melakukan hal positif disana seperti belajar. Dan saya lebih jatuh lagi saat hari ini pengumuman sayembara saya yang terakhir, gapura bantul tidak masuk 10 besar, padaha saya dan tim saya (Dimas dan Ribas) sangat optimis dengan hasil kami.Ah saya semakin jatuh, sempat berfikir, kenapa semua yang saya lakukan tidak ada yang berhasil? Dan ditambah keadaan saya yg saat ini pengangguran, saya semakin jatuh.

Hidup ini memang bukan hanya tentang kerja keras. Tapi disana ada mimpi, ada doa dan juga ada takdir. Kita tidak selamanya akan berhasil jika hanya kerja keras saja. Dan walaupun saya kadang susah menerimanya, tapi saya yakin Allah memiliki rencanaNya sendiri, walaupun kita sudah melayangkan berjuta doa memaksa, namun yang terbaiklah yang akan Dia pilih. Ia selalu mendengar kok, dan saya yakin Ia yang paling tahu apa yang benar-benar kita mau.

Saya butuh suatu motivasi baru. Settingan baru. Mimpi baru. 

No comments:

Post a Comment