Thursday, June 6, 2013

A Story about King and Queen Cobra | Cerita Raja dan Ratu Kobra

Sudah hampir satu minggu lamanya, Ratu yang sedang mengandung dan Raja Kobra hidup bersama. Namun kedamaian mereka terusik oleh kedatangan seekor Raja Kobra lain yang sepertinya ingin merebut kawasan kekuasaan mereka. Raja Kobra pendatang itu memperhatikan pasangan ratu dan Raja Kobra, dan memberikan tanda mengajak Raja Kobra untuk bertarung. Sang Ratu melepaskan dirinya dari genggaman Raja Kobra dan membiarkan sang Raja Kobra menghadapi jantan lainnya. 

Kedua jantan tersebut memulai sebuah gerakan indah bersama yang sering disalahartikan sebagai tarian perkawinan. Padahal, tarian indah tersebut merupakan tanda sebelum memulai peperangan. Sebuah peperangan antar Raja Kobra dimana memiliki peraturan tidak boleh saling menggigit. Sang Ratu hanya memperhatikan kedua Raja tersebut berperang, mereka harus saling mematuk satu sama lain agar menjatuhkan lawannya ke tanah dan menjadi pemenang pertarungan. Hampir setengah jam mereka bertarung saling melilit, memutar dan mematuk hingga pada akhirnya salah satu kobra jantan terjatuh ke permukaan tanah, kobra jantan yang jatuh tersebut ialah Raja Kobra pemegang kekuasaan sebelumnya. Sang pemenang, Raja Kobra pendatang, lalu mendekati kobra yang yang dikalahkannya, dan menyelesaikan pertarungan dengan mematuk sekali lagi pada lawannya menandakan ia seorang pemenang.

Raja Kobra yang telah cukup lama menduduki kawasan tersebut bersama sang Ratu yang sedang mengandung generasi penerusnya, harus rela pergi karena ia kalah dalam pertarungannya. Ia lalu pergi dengan segera, meninggalkan segalanya, termasuk sang Ratu.
Sang Raja Kobra pemenang memulai pertarungan tidak lain karena menginginkan satu hal, yaitu seks! Sang Raja Kobra pemenang tanpa mengetahui keadaan Ratu yang sedang mengandug, lalu mendekati Ratu dan mulai menggodanya dengan berbagai gerakan. Namun, Sang Ratu yang sedang mengandung dari Raja Kobra sebelumnya merasa hanya ingin sendirian. Ia menolak sang jantan dengan gerakan menjauh. Mengalami penolakan, sang jantan tidak menyerah menggoda sang betina. Ia terus bergerak memutar di sekitar tubuh sang betina. Namun, saat atraksinya berlangsung, sepertinya sang jantan mencium adanya calon penerus dari jantan saingannya pada tubuh sang betina. Dan ia merasa terganggu dengan hal itu.

Sang betina yang baru saja ditinggalkan, harus mengalami tragedi lain yang berat untuknya. Raja Kobra yang marah tersebut dengan cepat menyerangnya, menggigit kepalanya dan menghirupkan bisa pada tubuh sang Ratu. Kobra tidak sepenuhnya memiliki penawar bisa, kobra mungkin saja selamat dan juga tidak saat kobra sejenis memberikannya bisa. Hampir setengah jam sang jantan mentransfer bisanya. Sang betina tersebut tidak mau menyerah, ia terus berusaha keluar dari serangan sang jantan, namun selalu gagal. Usaha terakhirnya ialah dengan memutarkan tubuhnya, usaha tersebut bisa saja menyelamatkannya namun bisa juga sebagai gerakan terakhirnya yang mengantarkan pada kematian. Beberapa menit ia memutar tubuhnya 360 derajat, namun sang jantan tidak juga melepaskan gigitannya. Sehingga akhirnya sang Ratu mati, dengan 17 telur dalam kandungannya.

Sang jantan yang walaupun tidak memiliki niat awal membunuh untuk memakan korbannya, tidak bisa menolak godaan tersebut. Ia tetap memakan tubuh sang betina. Kobra selalu memakan mangsanya dimulai dari kepala. Sudah hampir sepertiga dari 2,5 meter tubuh betina masuk ketubuh sang jantan. Namun, karena sang betina sedang mengandung, tubuhnya menjadi besar sehingga sang jantan tidak bisa memakan seluruh tubuhnya. Lalu ia menyerah dan memuntahkan seluruh tubuh sang betina yang telah mati, setelah itu ia berlalu. Berlalu begitu saja.

Namun, dibalik terjadinya tragedi, ada sebuah harapan. Puluhan kilometer dari jasad sang betina, terdapat seekor Ratu Kobra lain yang sedang menyempurnakan sarangnya. Ia membuat sarang dari bahan bahan alami, seperti daun daun, untuk mengerami telur-telurnya. Sudah dua hari sang Ratu Kobra membuat sarang untuk 25 telur-telurnya agar selalu hangat didalamnya. Lalu setelah sarangnya sempurna, ia tidak bisa pergi jauh dari sarangnya untuk berjaga. Memang berbeda dari ular atau binatang lain yang mengerami telurnya dengan tubuhnya sendiri, namun pengorbanan ibu Kobra ini tidak kalah jauh. Selama 100 hari lamanya ia harus dengan sabar menjaga sarangnya tanpa makan apapun. Seekor kobra memang bisa bertahan tanpa makan apapun selama 3 bulan. Dan setelah 100 hari, merupakan saat telur-telur tersebut untuk menetas. Penuh dengan nafsu lapar yang sangat mendalam, sangat mungkin Ibu Kobra memakan anaknya sendiri yang baru menetas. Namun, ibu ini lebih memilih menahan sebentar nafsunya dan meninggalkan sarang terlurnya sebelum telur-telurnya benar-benar menetas, berlalu untuk mencari mangsa lain yang bukan darah kandungnya.

Selama dua hari anak-anak kobra tersebut tidak meninggalkan sarangnya. Mereka menghisap sari telur yang sangat berguna sebagai amunisi perut mereka untuk hari kedepan mereka yang sangat berat. Sudah memiliki bisa namun bertubuh kecil dan rapuh, anak-anak kobra tersebut harus berusaha mempertahankan hidupnya sendiri, tanpa bergantung pada orang lain, tidak ada ibu maupun saudara-saudara disamping mereka.

Dari 25 anak-anak kobra tersebut hanya 2 yang dapat bertahan hidup menjadi kobra dewasa. Sisanya mati dimangsa hewan lain, atau mati kelaparan. 2 pangeran kobra yang hidup berjauhan ini selalu berjelajah hutan berpindah tempat, mencari kawasan yang paling nyaman untuknya tumbuh sebagai Raja Kobra yang baru.

Fakta : Saat ini populasi Raja Kobra atau King Cobra tidak lagi banyak jumlahnya. Raja Kobra menjadi hewan langka yang dilindungi oleh dunia.

Cerita ini ditulis bersumber dari Apex Predator Awards, National Geographic Wild.

No comments:

Post a Comment