Monday, August 31, 2015

A year ago, Fushimi Inari Shrine 伏見稲荷大社 A thousand torii gate!

Ini satu cerita saat kedatangan teman-teman dari Indonesia waktu menetap 6 bulan di Osaka. Mereka adalah beberapa anggota satu geng yang menamakan diri "geng cantique" dari Arsitektur 2009 UGM :) 25 Februari 2014 yang lalu, setahun lalu,


Foto benar di depan layar, di depan dormitori Osaka University Tsukumodai. Dormitori yang sangat super buat saya sampai ngga bisa move-on sampai sekarang. Ada Tissa, Icha, Ayu dan Kadek. 
Namun sebenarnya inilah kenyataannya dibelakang layar;


Kamar yang super kecil harus diisi 4 orang, kalau ngga salah 2 di atas 2 di bawah. Untungnya lantai full carpet. Saya sendiri mengungsi ke kamar Tao. Dan foto ini dulu ngga berani saya share dimana mana apalagi di facebook. Karena sebenarnya ilegal banget memasukan banyak banget orang menginap di kamar. Makanya takut ketauan sama Japanese yang jadi tutor dormitori. WKWK. Tapi kenyataannya banyak sih yang melanggar, toh hanya semalam sih jadi ngga terlalu masalah. Lagian mereka berempat sampai sekitar jam 12 malam. Itu pun agak kocak dan panik, karena gada alat komunikasi sama sekali, dan mereka ke dormitori sendiri dengan bantuan dari peta yang digambarkan oleh Brian. Brian, teman kami juga tapi tgl di Toyonaka ngga bisa antar mereka karena kereta kesana habis jam 11.

Pagi butapun sekitar jam 8 an kita sudah siap cau dari dormitori untuk jalan ke Kyoto. Janjian dengan Brian juga. Karena gada HP dan internet, segala macam janjian tuh jadi super bergantung dengan yang namanya ke-hoki-an dan ke-setia-an. Hahaha. Jadi kembali ke jaman dulu ngga ada alat telekomunikasi, padahal tinggal di negara yang super teknologinya hehe.


Waktu jalan ke stasiun Minami-senri, taman Minami-senri sudah mulai mau tumbuh bakal calon bunga Sakura. Cuma bisa liat bakal calonnya aja sudah Alhamdulillah, InsyaAllah tahun depan lihat bunganya :)

Dan, dengan Brian, selama kami berdua di janjian di Jepang tanpa HP, untungnya selalu bertemu pada akhirnya walaupun pernah setelah menunggu dan hampir menyerah. Kamipun pergi ke Kyoto, dan kedua kalinya saya ke Inari Shrine, a thousand gate. (baca yang sebelumnya di http://tikalarask.blogspot.com/2014/03/osaka-travel-7-days.html) Beda tapi sih, kalau yang sebelumnya malam hari, kali ini pagi hari. Kalau sebelumnya naik bis, yang ini naik kereta. Sayapun memenuhi janji diri sendiri untuk kesana lagi di waktu ada matahari.

Inari Shrine, dapat diakses melalui JR Inari Station, 2 stasiun dari Stasiun Kyoto menggunakan JR Nara line. Dari JR Inari Station, jalan sedikit ke arah seberang stasiun, dan akan terlihat gerbang utamanya.



Giant Torii Gate sebelum pintu masuk Shrine.



Selalu ada spot buat bersih bersih tangan mulut sebelum memasuki shrine.

Burayan-kun.


Kalau suka travelling apalagi aktif di Instagram mungkin tahu Kadek Arini, si bos dari perjalanan mereka. Selalu sih jadi bos oh no, princess, kalau jalan sama Kadek, which is good, karena kadek yang bakal arrange semuanya, dan terutama kadek yang bakal in charge mengenai ambil foto bagus dan share di path or instagram :D Dan foto diatas salah dua dibalik layarnya hasil foto dia.




Memasuki 1000 Torii Gates, spot foto banget buat para turis.

Di balik gatenya polosan.

Di depannya banyak tulisan cinanya.

Ranger!

Omikuji, kertas ramalan yang dilipat-lipat dan digantung, unik dan artistik banget jadinya karena banyak. Katanya sih mereka gantung kertas ramalannya agar yang dapat good luck bisa terwujud, dan yang dapat bad luck bisa terhindar. Uw.


Oleh-oleh foto instax dari mereka :)

6 Bulan kemarin menetap bukan di rumah sendiri,  bukan di negeri sendiri, seneng banget bisa host-in teman yang dateng loh, apalagi kalau keluarga. Karena pasti kangen tanah air dan orang-orangnya hahaha apalagi kalau besok 2 tahun menetap disana (ini kode loh) Di Indonesiapun kemarin saat Stef teman dari Belanda datang walau bingung, cukup berhasil lah semua kegiatannya. Belakangan suka jadi host juga di Indonesia, ada failednya juga, tapi tetep belajarlah biar bisa hostin tamu sebaik mungkin. WKWK Jadi, you are always welcome! (wherever i am)

Friday, August 28, 2015

Korean Triplet - Return of Superman!

Kira-kira 2 tahun lalu, saya pernah menulis tentang kecanduan reality show korea Appa Odiga. http://tikalarask.blogspot.com/2013/09/appa-odiga-dad-where-are-you-going.html

Nah, sekarang, bukan mau bilang saya kecanduan, cuma mau spread the words aja, dan juga sebagai reminder diri sendiri di masa depan tentang bagaimana terkenalnya dan lucunya anak-anak kecil dari Korea ini :3

Something wrong with you, if you don't think they'are cuties!



Ya, itu salah satu cuplikan dari variety show Anak-Ayah Korea Selatan ini, Return of Superman. Konsepnya hampir sama dengan Appa Odiga, tapi cukup berbeda juga. Di Return of Superman, 48 Jam si Ayah (public figure Korea Selatan) harus menjaga anak mereka yang umurnya masih relativ kecil, bahkan ada yang sejak baru berusia 1 tahun ikut acara ini. Ibu mereka dibiarkan pergi untuk beristirahat sejenak. Dan tanpa ada naskah atau plot cerita, syuting (yang biasanya diambil pada weekend) selama 48 jam mengenai kehidupan mereka dilakukan. Itu yang mungkin membuat banyaknya fans reality show ini dalam sekejap, karena hasilnya sangat natural, kalau seru ya seru ada juga sih saat agak bosan. Tergantung appanya ingin melakukan apa saat syuting, bisa liburan, mengunjungi saudara atau tugas dari sang istri atau hanya sekedar menghabiskan waktu dirumah.


Sudah hampir 2 tahun saya mengikuti reality show ini. Dari awal, pasangan Ayah-Anak yang mengikuti acara ini beberapa kali berganti. Nah, untuk review sedikit, ini adalah keluarga besar Return of Superman :)
  1. Choo Sung Hoon (MMA Fighter) - Choo Sa-rang (3)( 24 Oktober 2011) yang bergabung sejak episode 1-sekarang.
  2. Lee Hwi Jae (Komedian/Host) - National Twin: Lee Seo Eon (2) & Lee Seo Jun (2) (15 Maret 2013) yang juga bergabung sejak episode 1-sekarang.
  3. Song Il Gook (Aktor) - Triplet - Song Daehan, Song Minguk, Song Manse (3) (16 Maret 2012) yang bergabung dari episode 34-sekarang
  4. Uhm Tae Woong (Aktor) - Uhm Ji On (2) (18 Juni 2013) yang bergabung sejak ep 59 sampai sekarang.
  5. Dari beberapa former dan mungkin future member keluarga lainnya, dengan ex-member paling favorit adalah Keluarga Tablo (Rapper YG) - Lee Haru (2 Mei 2010)
Dan baru saja bertambah satu keluarga baru yang diperkenalkan di ep 88 dan akan muncul pertama kali minggu depan di episode 89, yaitu keluarga Lee Dong Gook (Football player) dengan 5 anaknya, 2 anak wanita kembar 2, dan 1 laki-laki.

Nah, kalau saya paling favorit dengan Keluarga Triplet yang baru bergabung di episode 34, yang akan menjadi topik utama postingan saya :]




Saya sih yang, jujur, adalah pecinta Korea Drama belum pernah nonton drama yang dibintangin sang appa nya triplet, tapi mukanya Song Il Gook itu udah sangat familiar buat saya, mungkin karena wajahnya yang gampang diingat (karena ganteng mungkin).

Buat saya, tanpa mengurangi kesukaan saya pada appa-anak lainnya, Song Il Gook adalah the true Superman. Dia berhasil menjaga anaknya, memberi makan anaknya dengan baik, bermain bersama anaknya, sampai mendidik sang triplet saat syuting berlangsung, dan sepertinya sih memang begitu juga kesehariannya, karena terlihat deh dari sikap para triplet. Walaupun mereka suka bermain, suka rewel, juga bertengkar, sang ayah bisa loh membuat mereka disiplin. Cara mengajarkan kedisiplinan yang penuh cinta yang terlihat di Return of Superman sampai membuat Song Il Gook dipuji sama banyak psikolog di Korea Selatan.

Ops, keasikan ngomongin si Appa, sampai lupa memperkenalkan Korean Triplet : Daehan, Minguk, Manse! Nama mereka ini juga yang membuatnya sangat cocok untuk menjadikan mereka Nasional Tripletnya Korea yaitu karena Daehan-Minguk itu artinya Republic of Korea (Hangul: 대한민국) dan saat orang Korea menyebutkan Daehan-Minguk, untuk cheer mereka menyebutkan Manse! (Hooray nya Korea). Jika disatukan, "Daehanminguk Manseartinya "Long live Korea". Nasional banget ya namanya, jadi membayangkan juga kalau ada triplet Indonesia, yang dinamakan, Indo, Nesia, dan Raya ;D (not so bad, eh?)


Dari awal sangat terlihat Song Il Gook appa itu sangat atletis, cinta olahraga apapun. Dan sepertinya area Songdo, Incheon, tempat mereka tinggal sangat cocok buatnya. Mau lari, sepeda, olahraga darat, air semuanya bisa dilakukan dengan mudah.


Salah satu bukti ke-Superman-an Song Il Gook appa yang berlari membawa torch untuk 2014 Incheon Asian Games dengan membawa Daehan Minguk Manse sekaligus o-o


Nah, masyarakat Songdo ngga kaget ngeliat pemandangan ini, karena mereka dari dulunya sangat terkenal karena kereta tripletnya.



Daehan-Minguk-Manse, the true entertainer! Mungkin karena mereka kembar non-identik, membuat muka mereka berbeda satu sama lain, walaupun memang kadang terlihat mirip, dan sifatnya pun beda-beda satu sama lain. Jadi ga bakal bosen, ibarat kalau kita lihat anak orang lucu ada satu, ini lucunya jadi 3x lipat hahaha :D 


Daehan, sang hyungnim (kakak laki-laki tertua) yang bertanggung jawab. Sering terlihat ia mengemong dua adiknya, memegang tangan dan mengkhawatirkan mereka. Daehan juga sering terlihat lebih dewasa. Daehan juga anaknya Il Kook yang terlihat paling respect, care padanya. Seperti membawakna tas ayahnya, dan paling ngga rewel, juga mandiri. Karena itu Daehan sering ayahnya percaya buat jaga adek. Dan Daehan paling cool, ngga sebanyak bicara Mingguk Manse. tapi Daehan kayanya yang paling agak lemah soal keadaan sekitar, gatau cuek atau memang ga paham. Seperti saat ke dokter untuk diimun dia ga nangis padahal minguk manse udah nangis, baru pas keluar jarum suntik, dia baru sadar dan langsung nangis, haha.


Minguk, si morning angel yang full of cuteness. Minguk paling sering melakukan aegyo (acting cute) dan memang paling cute, meski tubuhnya paling besar. Morning angel sebutannya karena paling sering bangun pertama, bahkan sebelum ayahnya. Minguk paling jago dalam hal seni seperti menyanyi menari (no days without singing and dancing, bahkan makan pun sambil joget) jago cerita juga (semua jago sih, sampai mereka sering mengarang cerita bersambung sendiri) dan lainnya. Dan semakin besar makin terlihat keinteligensian Minguk, yang lain pintar-pintar juga, tapi soal hapalan, dia jagonya. Apalagi soal dino, saya hanya hapal Tyranosaurus, tapi Minguk, 3 tahun, dan bisa hapal yang mana Stegosaurus, Mamenchisaurus, Triceratops, dll. Waktu ke dokterpun ia yang nangis pertama kali karena saking bagusnya ingatannya.


Manse, magnae (anak termuda) yang dari dulu terkenal akan sifatnya yang penuh freedom! Im free to do what I want!~ kata Mance. Dia bisa dibilang paling berandal, haha nggalah, tapi paling spontan dalam melakukan apapun. Paling berani sekaligus paling susah diatur. Kalau dia takut dan gasuka sesuatu ya dia akan langsung nangis, tapi saat suka sesuatu, contohnya yang berhubungan dengan mobil, setir, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya, tapi semakin dewasa semakin bisa dibilangin ko si manse. Tapi, ya manse penyayang sih, paling setia sama kakak-kakaknya, dan apalagi kalau ada noona (cewe yang lebih dewasa) hahaha blak-blakan banget sifatnya bahkan di depan cewe ;)

Mereka Triplet yang terkenal doyan makan. Ngga heran, banyak banget iklan mereka (rejeki mereka, rejeki ayah mereka) dan kebanyakan soal makanan/minuman, memang paling cocok deh, karena bikin nafsu makan kalau lihat mereka makan! ;D

Haha seru, menghabiskan waktu luang seminggu sekali, biasanya bersama kakak, adik bahkan ibu, menonton reality show ini. Dan ada rasa yang unik juga melihat mereka tumbuh, rasanya seperti orangtua atau saudara yang ikutserta dalam kembang tumbuh mereka, hehe.



Ngga akan bisa detil menceritakan kelucuan mereka deh, untuk menontonnya bisa coba beberapa website streaming seperti youtube, kengsub.com atau gooddrama.net dan cari Return of Superman, episode triplet dimulai sejak Ep 34 sampai sekarang. Ga perlu takut ketinggalan ceritanya, karena memang tidak ada alur ceritanya. Saya pun suka menonton acak kalau tidak sempat mengikuti episode terbaru :) Enjoy.

Wednesday, August 26, 2015

Pengalaman OUSSEP 2013 JASSO Scholarship + Langkah Mendapatkan LoA

Paspor baru sudah di tangan, Certificate of Eligibility (CoE) akan terbang dari Jepang ke rumah, dan InsyaAllah akan sampai dalam beberapa hari. Tepat satu bulan lagi dari hari ini, InsyaAllah saya sudah akan berada di Jepang lagi. Negara yang dulu sewaktu kecil selama bertahun-tahun jadi negara idola saya, karena budayanya, teknologinya, dan ntah ada faktor x apa yg buat saya jatuh cinta. Terutama dulu fall in love sama dunia entertainmentnya mulai dari anime, manga, J-pop, sampai dorama. Kalau diingat, kesukaan itulah dimana permulaan saya berniat untuk pergi ke Jepang, melangkahkan kaki disana, menghirup udara lokal disana, dan merasakan sendiri pengalaman kehidupan disana. Dengan ditambah poin positif (karena saya anak yang baik hati dan tidak bandel:p) yaitu belajar dan gratis, jadilah cita-cita saya adalah agar bisa sekolah dengan beasiswa ke Jepang.

Dan Alhamdulillah, ngga pernah cukup berterimakasih pada Allah, cita-cita tersebut sudah terwujud 2 tahun lalu, 28 September 2013.  Saya bisa ke Jepang, untuk belajar, dan juga hampir full gratis. Walaupun banyak halang rintangnya, Alhamdulillah semua terlewati. Dan itulah mengapa saya akan membagi pengalaman saya 2 tahun lalu itu, sekarang. Basi? memang, tapi pengalaman 2 tahun yg superb itulah sebenarnya jalan saya juga untuk dapat menjadi penerima Beasiswa S2 dari Inpex Foundation tahun 2015 ini.

Fall, 2013, Suita, Osaka.

Kesempatan 6 bulan disana (28 September 2013 sampai 27 Februari 2014) yang lalu adalah dalam rangka student exchange program OUSSEP dari Osaka University. OUSSEP sendiri ialah Osaka University Short-term Student Exchange Period, dimana Osaka University (OU) bekerjasama dengan banyak Universitas dari berbagai negara di dunia untuk mengirim mahasiswanya merasakan pengalaman belajar di OU selama 6-12 bulan. Dengan Indonesia, universitas yang bekerjasama ialah UGM dan ITB.

Saya, yang memang sering coba coba, iseng berhadiah mengenai studi di luar negeri tentu mendaftar saat ada iklan mengenai student exchange ini. Apalagi ini adalah cita-cita saya yang waktu itu belum kesampean. Toh karena sudah sering urus berkas sana-sini, tulis essay, kirim paket form keluar negeri, saya sudah terbiasa. Satupun saya ngga pernah lolos saat coba-coba daftar, tapi saya ngga pernah kapok, toh karena sudah kebiasaan, jadinya santai saja.

Saya ingat pertama kali SMP, mencoba daftar sekolah ke Singapura, ditolak. Lalu SMA, mencoba ikut Monbukagakusho yang memang legit untuk S1 di Jepang , juga ditolak. Saat kuliah pun beberapa kali coba ikut semacam international conference, summer class, english school, of course di luar negeri, sejauh ingatan saya ngga ada pengalamannya yg ada di ingatan saya (yaiyalah wong ga diterima :p) Tapi itulah mungkin jalannya. Jalan ceritanya dari Allah, saya harus kuliah di Arsitektur UGM dulu. (Arsitektur selalu jurusan pilihan pertama saya, dimanapun tempatnya, tapi saya memang punya target untuk sekolah di univ negeri dengan alasan link yang besar ke luar negeri)

Karena kuliah di Arsitektur UGM, saya dan satu teman sekelas saya bisa berangkat OUSSEP. Karena, link dosen Arsitektur UGM sangat kuat terhadap OU (saya dapat info ini dari Pak Dosen tercinta, Pak Yoyok, yang bantu kami banyak waktu itu). Jadi waktu itu pendaftarannya dilakukan internal di Jurusan, dengan form, essay, research plan, dan juga interview. Hebatnya, yang mendaftar hanya 4 orang saja, dan semuanya satu kelas dengan saya. Dan pada akhirnya memang 3 orang akan terpilih. Jadi kemungkinan besar memang akan terpilih sih.

Dan Iya, saya terpilih diantara 3 orang tersebut. Setelah itu kami disibukan mengisi form dari OU yang lebih lengkap, juga essay dan research plan yang lebih mendetil, dan juga persetujuan penerimaan oleh salah satu supervisor laboratory di OU. Disini sama saja seperti proses dari awal mencari jurusan/lab untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance). So, karena juga banyak yang menanyakan soal ini sebelumnya, disini saya akan berbagi sedikit tips,

Langkah-langkah mendapatkan LoA :

  1. Cari tahu minat yang spesifik di bidang/jurusanmu.
  2. Cari melalui google atau browser lainnya mengenai Univ-univ di jepang dan jurusannya yang sesuai minatmu.
  3. List beberapa dosen dan laboratori yang kamu minati.
  4. Pelajari baik baik mengenai lab mereka dan pilih 3 minat teratas. Cari info kontak prof nya dari profil univ/jurusan. Biasanya email univ prof ada di webnya.
  5. Satu dosen yang paling kamu favoritkan, email langsung ke beliau dengan isi maksud tujuan kamu bahwa berminat melanjutkan pendidikan di lab beliau. (proses PDKT)
  6. Tentu saat itu kamu sudah harus siap dengan materi rencana riset yang mau dikerjakan, karena itu akan jadi bahan pertimbangan sang dosen, apakah tema kamu cocok belajar di labnya.
  7. Setelah ada lampu hijau, jangan ragu untuk meminta beliau menuliskan LoA, bisa juga tawarkan kepada dosen tsb agar kita yang menuliskan draftnya dulu lalu beliau tinggal menandatanganinya.
  8. Jangan lupa terus kabari beliau, beasiswa apa yang kalian incar, dan bagaimana proses setelahnya.

Nah kasus saya, karena exchange ke OU, saya melompati no 2, saya mulai dari buka-buka website OU dan cari laboratorium di Teknik Arsitektur yang juga merupakan jurusan S1 saya di UGM. Dimudahkannya karena ada salah satu kakak kelas yang pernah kesana, saya dapat referensi prof dan diberikan emailnya oleh sang kakak kelas, barulah saya mulai proses PDKT hingga mendapat LoA. Proses semua nya sekitar 1 bulan lebih. Akhirnya form kami dikirim ke OU untuk seleksi lagi. 

Yang akan diterima program OUSSEP maksimal 3 orang, TAPI, katanya yang akan mendapat beasiswa hanya 1 orang saja. Beasiswanya ialah beasiswa JASSO untuk biaya hidup sebesar 80,000jpy (sekitar 8 juta) per bulan. Sedangkan kuliahnya sudah gratis, dan transportasi masing-masing. Yang berarti jika yang dapat beasiswa hanya 1 orang, 2 lainnya hanya akan ditanggung kuliah saja. Jika melihat saingan, saya kenal mereka semua karena satu kelas, mereka semua hebat. Pesimis dan Optimis, pasti. Tapi saya lebih keoptimis, saya inginnya sih semua diterima dgn beasiswa, kalaupun hanya 1, saya rasa saya bisa saja jadi 1 orang beruntung itu, harapan saya sangat tinggi. Nyatanya?

Tidak. Saya ingat betul, saya sedang di karaoke room dengan sahabat-sahabat baik saya, saya mendapat email yang sudah tersync dgn telepon genggam. Waktu itu lagu request saya dari Maroon 5, tapi mic di tangan saya nganggur karena saya sibuk baca email yang subjeknya sudah buat deg-degan, Pengumuman Aplikasi OUSSEP. Sumringah langsung saat saya membaca saya admitted sebagai special auditor di program OUSSEP-R(Research). Sampai-sampai saya berdiri, dan  mic terjatuh, para sahabatpun bingung. Saya bilang saya diterima, sembari scroll down terus membaca cepat isi email. Dan for the first time saya benar-benar merasakan yang namanya patah hati.

Karena ada kata kata : not admitted dan sorry, pada kolom hasil aplikasi beasiswa.

Satu orang yang lolos beasiswa ternyata teman saya, Bryan. Harapan saya yang melambung tinggi mengenai pengalaman akan student exchange 6 bulan, tuition fee gratis, di universitas ternama di Jepang lagi. Tapi bagaimana cara menjalaninya, kalau ngga ada sokongan biaya hidup?

Saya bingung. Tapi dukungan dari keluarga dan para sahabat, juga tekad saya untuk tetap berangkat yang sangat tinggi, membuat saya memutuskan untuk harus tetap pergi. Rejeki memang Allah yang mengatur, manusia tinggal berusaha dan menjemputnya, itu sangat terbukti. Sampai sebelum berangkat saya berusaha terus, kesana kemari mencari bantuan dana dari manapun, dibarengi dengan do'a. Ayah saya, bantuan dana terbesar saya sampai saat itu bilang, "Ya disana kan bisa part-time juga, ntar dihitung berapa kebutuhan, insyaAllah dicukupkan, sebelum berangkat masih ada waktu usaha terus cari bantuan disini, kalau memang dapat Alhamdulillah, kalaupun tidak ya nanti bisa cari bantuan saat di Jepang. Kalau memang mau berangkat, berangkatlah."

Orangtua saya juga motivasi besar saya untuk akhirnya menerbitkan belasan proposal dana sebagai salah satu upaya saya waktu itu. Waktu itu proposal pertama adalah untuk UGM, meminta bantuan dana setidaknya untuk tiket. Darisitu terbit ide, dengan bantuan banyak sahabat, salah satunya Wita dan Amel, akhirnya saya benar-benar membuat list perusahaan mana saja yang akan saya beri proposal. Untungnya pihak kampus, jurusan dan fakultas teknik memudahkan usaha saya untuk memberikan surat pengantar proposal-proposal tersebut, tentu dengan usaha sepadan sebelumnya.

Saya berkeliling Jakarta ditemani adik tercinta memasukan proposal tersebut, harus kena sasaran, oleh karena itu saya benar-benar datang ke perusahaan yang dituju dan memberikannya ke bag yang bersangkutan. Banyak cobaan, mulai dari cari alamat, capai jalan karena naik angkutan umum, dicuekin, menunggu, dan kepanasan. Tapi itu semua saya sikapi positif dengan niatan demi meringankan beban biaya orangtua. Selain itupula saya juga ngga putus berkomunikasi dengan dosen saya di Jepang mengenai masalah ini.

Singkatnya, sampai deadline pengumpulan keterangan ikut-tidaknya OUSSEP dengan notes biaya tanggungan hidup dari orangtua, saya masih sedih dan galau, karena tidak satupun proposal memberikan sinyal apapun. Tapi orangtua saya tetap, "Pergilah." Saya pun nekat akhirnya konfirmasi untuk mengikuti OUSSEP dengan biaya hidup sendiri.

Satu pelajaran lagi, ada yang bilang. "Kamu mungkin tidak tahu, dibalik kebahagiaanmu, kesuksesanmu, mungkin disaat itulah saat dimana do'a orangtua (ayah-ibu) mu sedang dihijabah (dijawab) oleh Allah".

Mungkin itu yang terjadi. Karena membebankan orangtua, sebenarnya Allah memberikan berkah dan rejekinya kepada orangtua saya, melalui saya :)

1 Syawal. Idul Fitri, 2013. Saya sudah tidak terbebankan pikiran sebulan yang lalu mengenai kegalauan jadi atau tidaknya berangkat. Karena setelah konfirmasi, saya harus pasti berangkat, jadi pikiran saya saat itu ialah persiapan sebaiknya untuk berangkat ke Jepang.

Tapi disaat tenang itulah, dihari kemenangan itulah, saya yang sudah tidak pantas lagi mendapatkan uang THR dari orang-orang malah mendapat THR yang besar. THR buat orangtua saya juga. OU-JASSO mengemail saya hari itu, saat berada di rumah Bude, memberikan pesan bahwa saya memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa JASSO karena ada satu partisipan yang mengundurkan diri. Saya diminta mengkonfirmasi secepatnya untuk menerima atau tidak.

Hey, haruskan saya menolak? :)

Dan pelajaran terakhir, "Maka nikmat Allah yang mana lagikah yang engkau dustakan?" (Diulang 31x dalam Ar-Rahman, Maha Penyayang)

Akhirnya berangkatlah saya dan Bryan, teman yang memang dapat beasiswa JASSO, ke negeri sakura itu. Alhamdulillah cita-cita masa kecil saya sudah terwujud. Dan ngga lama berada di Jepang ternyata ada kabar juga dari proposal yang saya masukan ke Beasiswa Dikti melalui Kemenpora dan juga dari UGM, tapi saya tidak ambil keduanya. Memang saat kamu berusaha, pasti ada jalannya :) 

OUSSEP Fall 2013-2014

LABO5, Arsitektur OU , dimana saya menjalankan mini riset selama OUSSEP-R 

 Dan karena pengalaman OUSSEP itulah, muncul cita cita baru saya saat kembali di tanah air. Yaitu : sekolah S2 dengan beasiswa di Universitas ternama di luar negeri, Jepang salah satunya. Dan saya sekarang sedang mengusahakannya untuk terwujud, Bismillah.

Tuesday, August 4, 2015

Card to Post / Kartu Pos



Di kamar loteng saya, ada satu sudut favorit, yaitu jendela besar yang saya jadikan spot koleksi post card saya yang berasal dari berbagai belahan negara.

Kebiasaan saya mengkoleksi post card bermula dari kunjungan saya ke Jepang selama 6 bulan untuk program pertukaran pelajar tahun lalu. Karena di Jepang kebudayaan mengirim kartu pos masih kental; orang-orang masih rajin berkirim kartu pos saat event seperti tahun baru, natal, dan juga sangat mudah menemukan berbagai desain kartu pos di mana-mana. 

Dan setelah saya kembali ke Indonesia, saya banyak mendapatkan kiriman kartu pos dari teman-teman pertukan pelajar lainnya yang berasal dari berbagai negara. Saya pun membalas kartu pos mereka, dan mendapatkannya kembali.
Saya mengerti mengapa banyak orang yang hobi mengkoleksi kartu pos dan mengirim kartu pos. Karena perasaan saat mendapatkan kartu pos dari orang lain sangatlah menyenangkan :)

Rekor saya mengirim kartu pos terbanyak dalam satu waktu adalah saat tahun baru 2015 lalu. Saya mendesain sendiri kartu pos tersebut, dan saya tulis tangan sendiri dengan jumlah total 24 kartu pos yang saya kirim ke 10 negara berbeda (Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan, China, Jerman, Belanda, Finlandia, Mexico, Brasil)



Ini dia 24 kartu pos yang siap tulis malam itu, desainnya ialah foto-foto kolase saya dengan si penerima yang diedit dengan mode sketch. Sangat mudah dibuat. Begini kira-kira prosesnya ;

Buat desainnya di ukuran kertasnya yaitu 10x14,5 cm. Lalu dijadikan satu dalam format A3, dan diprint di printing digital yang biasanya harganya 5000 per lembar. Lalu kita potong sendiri menggunakan cutter agar rapih. Lalu mulai menulis semalam suntuk, dan esoknya siap ke kantor pos untuk dikirim ke tujuan masing-masing! Untuk biayanya beragam, ke asia sekitar 4000-6000 dan eropa amerika 8000-10,000 rupiah.

Ayo kalian bisa mulai juga mendesain kartu pos kalian sendiri (digital ataupun manual), dan mulai bertukar dengan teman ;) atau mungkin dengan saya? 

Next time saya mau coba buat desain yang manual dengan sketsa tangan :D